Minggu, 29 April 2012

Cerpen _ A good Decision :)



Menunggu memang hal yang paling menyebalkan,
berkali-kali aku melirik jam yang melingkar di tanganku, “Sialan, udah hampir satu jam aku nungguin Ela sama Dara,” capuccino yang kupesan sudah sejak  tadi telah habis, sampai-sampai aku harus memesan kembali untuk kedua kalinya. Kupandangi dari sudut ke sudut seisi Cafe tak ada tanda-tanda kedatangan mereka. Pssstt,
“Anitaaa... “ kudengar jelas suara Ela melengking sekitar kurang lebih 5 meter dariku, ini adalah kebiasaan temanku yang tak bisa dihindari dan dengan terpaksa aku pura-pura tidak mendengar sedikitpun. Memalukan.
           Ela emang paling cerewet, untungnya aja Romi pacarnya sabar ngadepin omelan-omelannya tiap kali Romi salah dikit aja, atau telat dikit aja waktu njemput Ela. Dan herannya? Mereka bertahan sampai sekarang sejak kelas dua SMA. Good. Kalo si Dara, dewasa, pinter lagi, udah punya pacar juga namanya Tio. Ya... udah jalan 7 bulanan lah, tinggal ngadain acara mitoninya.  Idihh, emangnya hamil? Hehe. Tio juga orangnya dewasa,  jadi bisa saling melengkapi gitu deh, so sweet kan? Lah aku? Duhh, *tepok jidat.
Kami bertiga adalah sahabat yang sejak SMA berjuang bersama, sampai akhirnya kita berada di satu Universitas meskipun nggak satu Fakultas. Pertemuan kami disebuah Cafe merayakan kebebasan setelah hampir lima hari dijajah oleh para senior. Segala perintah kita lakukan dengan baik, walaupun harus sampai bercapek-capek ria. Hehehe ...
“Ngaret deh lo pada...” ungkapku kesal manyun.
Sorry deh Nit, lo tau kan, kalau jakarta itu udah terkenal macetnya...” Ela mencoba menjelaskan dan Aku Cuma bisa mengangguk-anggukan kepala dan kembali menyedot minuman yang aku suka, capucinno.
“eh, lo tau nggak Nit? kak Raka itu berkali-kali sms gue nanyain lo mulu,” terang Ela,  dengan alunan suaranya yang khas. Belum sempat aku berkomentar Dara langsung ikut menyambung udah kaya ada kabel aja, sambil mikir-mikir, mengaduk-aduk fikirannya mencari sosok kak Raka senior kami, yang waktu ospek paling dia kagumi, hihi.
“Raka? Kak Raka?  Kak Raka yang tinggi, putih, punya lesung pipit itu, ohhh Nita...... Lo beruntung banget sih”
Kak Raka itu masih semester tiga, emang cakep dan lumayan keren. Aku hanya tersenyum tipis dan berkata, “Udah deh, biasa aja kali. Emang lo pikir gue mau sama dia? Loe tahu kan, gue pacaran aja baru dua kali dan sakit hati (sedikit saya tekankan nadanya). Ogah gue kalo mesti sakit hati gara-gara cowok lagi!” kemudian sepi sekitar tiga detik... Dara dan Ela hanya saling pandang dan mengernyitkan alis, “lo mau pesen apa?” lanjutku.
*****
Kali ini Aku udah nggak makai putih abu-abu lagi. Setelah berbelanja ria bareng Ela dan Dara, satu persatu dari baju baruku tak coba pakai. Oh tidaak, kelihatan dewasa dan great, cantik! Ehehe, pede sekali ya saya. Iya, cantik, iya banyak yang suka, tapi ketipu dan ketipu lagi. Sebelum kita melangkah, ada sedikit berita yang mesti kalian tahu dan tak boleh dilewatkan. Hoho
Tiga tahun yang lalu, awal Aku masuk SMA. Iya SMA, kakak kelasku ada yang naksir gitu. Nggak cuma satu yah, hihi. Terus nih, ada proses penyaringan dan kemudian harus ada yang tereliminasi. Nggak lama, aku jadian tuh sama kakak kelasku yang sudah duduk dibangku kelas tiga, awalnya lancar-lancar aja. Tapi pas udah waktunya dia harus kuliah di Jogja Aku ditinggalin gitu aja. So sweetnya atau malangnya nih, setelah dia ke Jogja dia sempat ngabarin Aku dengan sms singkat
hei Nit, gmna kbr lo skrg? Gue minta maaf slama ini nggak pernah ngasih kabar. tapi gue mau jjur aja, kalo gue sekarang di sini uda punya pacar. Tetep smangat sekolahnya yah adik cantik. Kamu udah kaya adik aku sendiri.
Adik! Jlepp, rasanya ada sesuatu yang jatuh di atas kepalaku, menekanku untuk masuk ke dalam bumi. Dan lebih parahnya lagi aku dapat kabar dia itu sengaja kuliah ke jogja buat nemuin mantannya dan sekarang udah balikan. Sakit nggak sih? Jawabku: BANGET!! Ampun deh, Aku cuma jadi tempat singgahan aja sebelum dia balikan sama ceweknya. Brengsek nggak sih! Aduh, Tuhan saya minta maaf kalo makian saya terhadap makhluk asal Mars ini keterlaluan.
Singkatnya saat Aku duduk dikelas tiga, dan tentunya satu tahun sudah menjomblo, kembali Aku merasakan rasa yang menurutku sakit bila harus menahannya. Kembali Aku menemukan sosok cowok, namanya Tomi... lumayan sih. Digandrungi para kaum hawa. Dan baru dua bulan jalan, ketahuan deh belangnya, ternyata dia udah punya cewek. Anak SMP lagi, langsung aja gue mundur teratur. Dari pada gue mesti ribut sama anak SMP. Nggak banget kan? tapi kata teman-teman saya cowok itu kalo nggak brengsek, ya Homo... ! apa kalian percaya?
*****
Satu minggu sudah Aku mengikuti kuliah dengan rajin, semakin Aku merasa nyaman dan tambah dewasa tentunya, hehe. Setelah kuliah selesai, Aku dan teman-teman kelas menikmati makanan ala kantin kampus. Terdengar lagu dari Eminem ft Rihanna-Love the way you lie, dari ponselku. Iya, kak Ferry meneleponeku, kak Ferry itu loh yang sudah semester lima ini, dia memang sering menghubungi Aku dan care denganku.
“hei Anita,” sapaan itu terdengar halus dan lembut. Kak Ferry memang sosok yang kalem, baik lagi. Penilaian dari mana yah Aku? Mungkin terlihat dari wajahnya. Walaupun belum tahu dalemnya apa sebaik rupanya. But, pertama kali orang melihat pasti facenya dulu dan sikap pertamanya yang menimbulkan penilaian buat seseorang.
“Hei juga kak...” jawabku sengaja tak menyebutkan merk, karena Aku yakin kalo aku bilang Kak Ferry teman-teman langsung pada rame udah kaya pasar baru di kantin. Hehe, tentunya kalian tahu kenapa mereka akan langsung rame? Kak Ferry yang menurut banyak orang itu good looking. Haha*jungkir balik
“Lagi di mana?” pertanyaan kak Ferry buat Aku bingung mesti njawab apa, balik tanya aja deh, “Hmm, emang ada apa kak?”
“Hlo, lagi di kantin ya?” Aku diam, dan bingung kenapa kak Ferry bisa tahu Aku di kantin. Aku nengok kanan kiri, udah kaya mau nyebrang jalan aja. Deg, tatapanku berhenti kesosok kak Ferry yang berdiri kurang lebih 7 meter dari tempat dudukku. Dia melambaikan tangannya, dan kubalas melambaikan tangan dengan muka orang kebingungan. Mampus deh, bisa-bisa temen pada tahu.
“Ternyata kamu disini Nit?” ungkap kak Ferry yang sekarang hanya berjarak setengah meter dariku,
“ceilee, kak Ferry ke sini? Nyariin sapa? Aku ya?” Anggun yang memang mengagumi sosok kak Ferry langsung nyeletus aja tanpa mikir.
“ekhm, pede banget sih kamu nggun. Kak Ferry tuh ke sini mau ketemu Nita. Jelas-jelas dia tadi ngomong ke Nita,” kata Sinta yang kemudian melahap rotinya. Kembali Aku tertawa kecil, “Kan barang kali sin..” tambah Anggun.
“eh, apaan sih lo. Udah deh,” kataku, dan kemudian kulihat kak Ferry masih berdiri disampingku “Ada apa kak? Duduk dulu?”
Kak Ferry pun duduk bersama aku, Anggun dan Sinta. Anggun terus-terusan ngajak kak Ferry ngobrol, herannya nih, sambil ngobrol-ngobrol diambilnya ponsel di saku jaket coklatnya dan ternyata mengirim sms singkat untukku,
Temenmu asik-asik yah, hmm tapi ada yang mau aku omongin ke kamu Nit?
Sambil ketawa kecil kubalas smsnya,
Kaka lucu ya? Orang lagi bareng pake sms. Tapi nggak apa2 deh :D. Btw, ngmg apa kak?
Nanti malam ada acara nggak? Aku pengen ngajakin kamu jalan,
Hihi, kemana kak?
Masalah itu ntar deh. Mau gk ;)?
Hmmm, oke J
*****
Sore hari, sambil menatap layar laptop dan menikmati segarnya jus jeruk. Sengaja Aku menelepone Ela dan Dara yang Aku konferensikan keduannya di telepone.
“menurut lo gimana La, Ra?” aku menanyakan masalah kak Ferry yang sudah Aku jelaskan sedetail mungkin, juga kak Raka yang masih terus saja mendekatiku. Oh ya, mereka berdua ini beda Fakultas loh ya.
“Yaudah, jalanin aja dulu ntar malam bareng Ferry. Lagian, kak Rakka itu masih semester tiga. Buat gue aja Rakka... hehe” ungkap Dara,
“Sialan lo ra, Tio mau lo taruh mana coba? mending juga Rakka buat gue. Ehehe, bercanda kok Nit. Tapi semuanya terserah lo, gue ngerti kok, lo masih trauma disakitin cowok kan?” kata Ela,
Diam sejenak, sekitar 3 detik
“Nit, lo dengerin kita nggak sih?” Ela membangunkan lamunanku,
“Oh, sorry sorry... Iya, iya ntar gue kabarin lagi deh, gue mau mandi dulu :D”
Beberapa menit setelah telepone dimatikan, terdengar nada teleponeku berbunyi lagi, kulihat layar ponselku, dan ternyata kak Rakka,
“Hei Nit? Lagi apa?”
“Hei juga.. Lagi... Lagi dikamar aja, kenapa?” jawabku gugup, padahalkan mau mandi, hihi
“Ganggu nggak nih?”
“Nggak kok kak, emang ada apa kak?”
“Ntar malem ada acara nggak?”
Mikir deh, Akunya kan udah janji mau keluar sama kak Ferry, sepi sekitar 4 detik,
“Nit, gimana? Kok diem” suara kak Rakka membuat Aku bingung membuat alasan
“Maaf kak, ntar malem Aku mau nemenin mamah ke... Ke butik, iya, ke butik, ehehe” untung aja di telepone jadi nggak kelihatan gimana gugupnya Aku bikin alasan kaya gini... fiuhhh.....
“oke deh, kalo gitu, mungkin lain kali aja kali yah, bye..” tanpa ada sepotong kata yang keluar dari mulutku, telepone dimatikan. Dan Aku tahu kekecewaan kak Rakka mendengar jawabanku.
*****
Malam ini makan di sebuah mall dengan Ferry tentunya. Herannya nih? Dihadapanku ada Ferry tapi fikiranku melayang-layang di udara. Mikirin kak Rakka yang udah tak buat kecewa. Ups, masa iya aku suka sama Rakka? Padahal Aku baru sekali ketemu waktu di perpustakaan. Ngliat dia serius baca buku, rasanya hatiku meleleh dan terkagum-kagum ditambah wajahnya yang berlesung pipi, ouhhh dasar. *plakk
“Kamu kenapa Nit? Apa nggak suka sama makanannya?” tanya Ferry,
“Nggak apa-apa kok, makanannya enak... “ kataku,
“Kamu tahu nggak Nit? Malam ini kamu terlihat cantik? sangat cantik,” Aku hanya membalas dengan sebuah senyuman dan ucapan terimakasih. Dan sebenarnya aku juga pengen bilang kalo Ferry malam ini kelihatan beda, kelihatan dewasa, dan cakep, hehe. Ets...... Bentar bentar bentar, kok Aku juga ngagumin kak Ferry? Yang bener mana sih?
*****
“Lo gimana sih Nit? Kemarin –kemarin aja lo maki-maki Tomi pake kata-kata brengseklah, makhluk nggak punya perasaanlah, buayalah, sumpah serapah lo keluarin semua...” kata Ela sambil memencet remot TV, dan mengganti channel. Kita emang lagi ngumpul di rumah dara. Nah tuh, Dara datang pake mbawa minuman dan cemilan. Sambil menaruh makanan dan minuman tadi ke meja, Dara bilang,
“Bukannya lo juga bilang kalo nggak pengin jatuh cinta lagi? Giliran jatuh cinta aja langsung diembat dua-duanya,”
“Iya Nit, gue tahu lo tu sebenarnya bingungkan mau milih mana? (sambil megang tanganku) Kalo menurut gue nih. Pertama, lo tu mesti yakinin dulu hati lo buat siapa? Kak Rakka yang manis dan baik itu, atau kak Ferry yang good looking itu, kedua lo tu harus....”
“aduhhh, Ela sayang, percuma deh kamu njelasin sampe berbusa aja si Nita tetep bingung, soalnya... Dia itu udah terlanjur suka dua-duanya” belum selesai Ela menerangkan paparannya udah diputus dulu sama Dara.
Semakin hari, Aku semakin dipenuhi kebohongan dengan kak Rakka ataupun kak Ferry. Kadang, aku merasa bersalah, tapi Aku kan belum pacaran dengan salah satu diantara mereka. So, apa salah kalo Aku jalan dengan dua-duanya? Aduh, parah banget sih. Dulu aja aku yang di duain, masa iya sekarang Aku jadi kaya gini sih? tapi, bukan salahku dong kalo diantara mereka sakit hati. Siapa suruh suka sama Aku? Ehehehe, *garuk-garuk kepala.
*****
Lagi rajin-rajinnya bikin tugas dihari sabtu. Tiba-tiba, mamah bilang ada tamu. Dalam hati Aku, ini kak Rakka? Apa kak Ferry yah? Jangan-jangan, dua-duanya?  Kacau banget deh langsung pikiranku kemana-mana. Dan ternyata kak Rakka yang datang. Heran, datang nggak pake ngomong coba, bikin Aku kaget aja. Awalnya ngobrol-ngobrol biasa, tapi tiba-tiba Rakka ngomong sesuatu yang bikin Aku tambah bingung. Tau kan? You’ll know what I mean? Iya, dia minta Aku jadi girlfriendnya! Tentu saja Aku nggak langsung jawab sampai dia pulang. Habisnya Aku juga suka sama Ferry, huhuhuhu
       Semalaman Aku mikir, dan akhirnya Aku menemukan sebuah kebijakan hukum, hehe. Dengan didukung sahabat-sahabatku tersayang, dan dorongan dalam hati, akhirnya Aku menolak menjadi pacarnya kak Rakka, J ! bukannya Aku nggak sayang, tapi buat jadi pacaranya kak Rakka pasti bakal nyakitin kak Ferry dan bukan berarti juga Aku nerima kak Ferry yah, soalnya dua hari setelah kak Rakka datang, kak Ferry juga mengatakan hal yang sama. Dan jawaban yang Aku berikan juga sama. Dulu, Aku pernah ngerasain gimana sakitnya diduain? So, Aku nggak mau mereka yang Aku sayangi merasakan sakitnya dihianatin, kaya yang pernah Aku rasain. Aku juga nggak mau balas dendam ke mereka. Aku bukan orang pendendam lagi, hihi. Walaupun ditolak juga sakit, Aku yakin sakitnya cuma sebentar. Apalagi cowok? Makhluk asal planet Mars ini pasti mudah buat jatuh cinta lagi dengan cewek lain. Dan Aku cuma nganggep mereka sebagai kakak, Kakakku. Kalau masalah nanti Aku punya keputusan baru, atau kebijakan baru, masalahnya udah beda lagi :D. Soalnya Aku kadang iri sama Ela sama Romi yang awet jalanin hubungan mereka, atau Dara yang penuh kesabaran meski jarang ketemu, masa Aku ditinggal manyun doang, huhuhu. Jadi, masalah belakangan deh, kalau Aku jatuh cinta lagi. Nggak salahkan orang jatuh cinta? Hehe, cinta itu kan anugerah J

End

1 komentar: