Menunggu memang
hal yang paling menyebalkan,
berkali-kali aku melirik jam yang melingkar di
tanganku, “Sialan, udah hampir satu jam aku nungguin Ela sama Dara,” capuccino
yang kupesan sudah sejak tadi telah
habis, sampai-sampai aku harus memesan kembali untuk kedua kalinya. Kupandangi
dari sudut ke sudut seisi Cafe tak ada tanda-tanda kedatangan mereka. Pssstt,
“Anitaaa... “ kudengar jelas suara Ela melengking sekitar kurang
lebih 5 meter dariku, ini adalah kebiasaan temanku yang tak bisa dihindari dan
dengan terpaksa aku pura-pura tidak mendengar sedikitpun. Memalukan.
Ela emang paling cerewet, untungnya aja Romi pacarnya sabar
ngadepin omelan-omelannya tiap kali Romi salah dikit aja, atau telat dikit aja
waktu njemput Ela. Dan herannya? Mereka bertahan sampai sekarang sejak kelas
dua SMA. Good. Kalo si Dara, dewasa, pinter lagi, udah punya pacar juga namanya
Tio. Ya... udah jalan 7 bulanan lah, tinggal ngadain acara mitoninya. Idihh, emangnya hamil? Hehe. Tio juga
orangnya dewasa, jadi bisa saling
melengkapi gitu deh, so sweet kan? Lah aku? Duhh, *tepok jidat.
Kami bertiga adalah sahabat yang sejak SMA berjuang bersama, sampai
akhirnya kita berada di satu Universitas meskipun nggak satu Fakultas. Pertemuan
kami disebuah Cafe merayakan kebebasan setelah hampir lima hari dijajah oleh
para senior. Segala perintah kita lakukan dengan baik, walaupun harus sampai
bercapek-capek ria. Hehehe ...
“Ngaret deh lo pada...” ungkapku kesal manyun.
“Sorry deh Nit, lo tau kan, kalau jakarta itu udah terkenal
macetnya...” Ela mencoba menjelaskan dan Aku Cuma bisa mengangguk-anggukan
kepala dan kembali menyedot minuman yang aku suka, capucinno.
“eh, lo tau nggak Nit? kak Raka itu berkali-kali sms gue nanyain lo
mulu,” terang Ela, dengan alunan
suaranya yang khas. Belum sempat aku berkomentar Dara langsung ikut menyambung
udah kaya ada kabel aja, sambil mikir-mikir, mengaduk-aduk fikirannya mencari
sosok kak Raka senior kami, yang waktu ospek paling dia kagumi, hihi.
“Raka? Kak Raka? Kak Raka
yang tinggi, putih, punya lesung pipit itu, ohhh Nita...... Lo beruntung banget
sih”
Kak Raka itu masih semester tiga, emang cakep dan lumayan keren. Aku
hanya tersenyum tipis dan berkata, “Udah deh, biasa aja kali. Emang lo pikir
gue mau sama dia? Loe tahu kan, gue pacaran aja baru dua kali dan sakit hati (sedikit
saya tekankan nadanya). Ogah gue kalo mesti sakit hati gara-gara cowok lagi!” kemudian
sepi sekitar tiga detik... Dara dan Ela hanya saling pandang dan mengernyitkan
alis, “lo mau pesen apa?” lanjutku.
*****
Kali ini Aku udah
nggak makai putih abu-abu lagi. Setelah berbelanja ria bareng Ela dan Dara,
satu persatu dari baju baruku tak coba pakai. Oh tidaak, kelihatan dewasa dan great,
cantik! Ehehe, pede sekali ya saya. Iya, cantik, iya banyak yang suka, tapi
ketipu dan ketipu lagi. Sebelum kita melangkah, ada sedikit berita yang mesti
kalian tahu dan tak boleh dilewatkan. Hoho
Tiga tahun yang lalu, awal Aku masuk SMA. Iya SMA, kakak kelasku
ada yang naksir gitu. Nggak cuma satu yah, hihi. Terus nih, ada proses
penyaringan dan kemudian harus ada yang tereliminasi. Nggak lama, aku jadian
tuh sama kakak kelasku yang sudah duduk dibangku kelas tiga, awalnya
lancar-lancar aja. Tapi pas udah waktunya dia harus kuliah di Jogja Aku
ditinggalin gitu aja. So sweetnya atau malangnya nih, setelah dia ke Jogja dia
sempat ngabarin Aku dengan sms singkat
hei Nit,
gmna kbr lo skrg? Gue minta maaf slama ini nggak pernah ngasih kabar. tapi gue
mau jjur aja, kalo gue sekarang di sini uda punya pacar. Tetep smangat
sekolahnya yah adik cantik. Kamu udah kaya adik aku sendiri.
Adik! Jlepp, rasanya ada sesuatu yang jatuh di atas kepalaku,
menekanku untuk masuk ke dalam bumi. Dan lebih parahnya lagi aku dapat kabar dia
itu sengaja kuliah ke jogja buat nemuin mantannya dan sekarang udah balikan. Sakit
nggak sih? Jawabku: BANGET!! Ampun deh, Aku cuma jadi tempat singgahan aja
sebelum dia balikan sama ceweknya. Brengsek nggak sih! Aduh, Tuhan saya minta
maaf kalo makian saya terhadap makhluk asal Mars ini keterlaluan.
Singkatnya saat Aku duduk dikelas tiga, dan tentunya satu tahun
sudah menjomblo, kembali Aku merasakan rasa yang menurutku sakit bila harus
menahannya. Kembali Aku menemukan sosok cowok, namanya Tomi... lumayan sih.
Digandrungi para kaum hawa. Dan baru dua bulan jalan, ketahuan deh belangnya, ternyata
dia udah punya cewek. Anak SMP lagi, langsung aja gue mundur teratur. Dari pada
gue mesti ribut sama anak SMP. Nggak banget kan? tapi kata teman-teman saya
cowok itu kalo nggak brengsek, ya Homo... ! apa kalian percaya?
*****
Satu minggu
sudah Aku mengikuti kuliah dengan rajin, semakin Aku merasa nyaman dan tambah
dewasa tentunya, hehe. Setelah kuliah selesai, Aku dan teman-teman kelas menikmati
makanan ala kantin kampus. Terdengar lagu dari Eminem ft Rihanna-Love the way
you lie, dari ponselku. Iya, kak Ferry meneleponeku, kak Ferry itu loh yang
sudah semester lima ini, dia memang sering menghubungi Aku dan care denganku.
“hei Anita,” sapaan itu terdengar halus dan lembut. Kak Ferry
memang sosok yang kalem, baik lagi. Penilaian dari mana yah Aku? Mungkin
terlihat dari wajahnya. Walaupun belum tahu dalemnya apa sebaik rupanya. But,
pertama kali orang melihat pasti facenya dulu dan sikap pertamanya yang
menimbulkan penilaian buat seseorang.
“Hei juga kak...” jawabku sengaja tak menyebutkan merk, karena Aku
yakin kalo aku bilang Kak Ferry teman-teman langsung pada rame udah kaya pasar
baru di kantin. Hehe, tentunya kalian tahu kenapa mereka akan langsung rame? Kak
Ferry yang menurut banyak orang itu good looking. Haha*jungkir balik
“Lagi di mana?” pertanyaan kak Ferry buat Aku bingung mesti njawab
apa, balik tanya aja deh, “Hmm, emang ada apa kak?”
“Hlo, lagi di kantin ya?” Aku diam, dan bingung kenapa kak Ferry
bisa tahu Aku di kantin. Aku nengok kanan kiri, udah kaya mau nyebrang jalan
aja. Deg, tatapanku berhenti kesosok kak Ferry yang berdiri kurang lebih 7
meter dari tempat dudukku. Dia melambaikan tangannya, dan kubalas melambaikan
tangan dengan muka orang kebingungan. Mampus deh, bisa-bisa temen pada tahu.
“Ternyata kamu disini Nit?” ungkap kak Ferry yang sekarang hanya
berjarak setengah meter dariku,
“ceilee, kak Ferry ke sini? Nyariin sapa? Aku ya?” Anggun yang
memang mengagumi sosok kak Ferry langsung nyeletus aja tanpa mikir.
“ekhm, pede banget sih kamu nggun. Kak Ferry tuh ke sini mau ketemu
Nita. Jelas-jelas dia tadi ngomong ke Nita,” kata Sinta yang kemudian melahap
rotinya. Kembali Aku tertawa kecil, “Kan barang kali sin..” tambah Anggun.
“eh, apaan sih lo. Udah deh,” kataku, dan kemudian kulihat kak
Ferry masih berdiri disampingku “Ada apa kak? Duduk dulu?”
Kak Ferry pun duduk bersama aku, Anggun dan Sinta. Anggun
terus-terusan ngajak kak Ferry ngobrol, herannya nih, sambil ngobrol-ngobrol
diambilnya ponsel di saku jaket coklatnya dan ternyata mengirim sms singkat
untukku,
Temenmu asik-asik yah, hmm tapi ada yang mau aku
omongin ke kamu Nit?
Sambil ketawa kecil kubalas smsnya,
Kaka lucu ya? Orang lagi bareng pake sms. Tapi
nggak apa2 deh :D. Btw, ngmg apa kak?
Nanti malam ada acara nggak? Aku pengen ngajakin
kamu jalan,
Hihi, kemana kak?
Masalah itu ntar deh. Mau gk ;)?
Hmmm, oke J
*****
Sore hari,
sambil menatap layar laptop dan menikmati segarnya jus jeruk. Sengaja Aku
menelepone Ela dan Dara yang Aku konferensikan keduannya di telepone.
“menurut lo gimana La, Ra?” aku menanyakan masalah kak Ferry yang
sudah Aku jelaskan sedetail mungkin, juga kak Raka yang masih terus saja
mendekatiku. Oh ya, mereka berdua ini beda Fakultas loh ya.
“Yaudah, jalanin aja dulu ntar malam bareng Ferry. Lagian, kak
Rakka itu masih semester tiga. Buat gue aja Rakka... hehe” ungkap Dara,
“Sialan lo ra, Tio mau lo taruh mana coba? mending juga Rakka buat
gue. Ehehe, bercanda kok Nit. Tapi semuanya terserah lo, gue ngerti kok, lo
masih trauma disakitin cowok kan?” kata Ela,
Diam sejenak, sekitar 3 detik
“Nit, lo dengerin kita nggak sih?” Ela membangunkan lamunanku,
“Oh, sorry sorry... Iya, iya ntar gue kabarin lagi deh, gue mau
mandi dulu :D”
Beberapa menit setelah telepone dimatikan, terdengar nada teleponeku
berbunyi lagi, kulihat layar ponselku, dan ternyata kak Rakka,
“Hei Nit? Lagi apa?”
“Hei juga.. Lagi... Lagi dikamar aja, kenapa?” jawabku gugup,
padahalkan mau mandi, hihi
“Ganggu nggak nih?”
“Nggak kok kak, emang ada apa kak?”
“Ntar malem ada acara nggak?”
Mikir deh, Akunya kan udah janji mau keluar sama kak Ferry, sepi
sekitar 4 detik,
“Nit, gimana? Kok diem” suara kak Rakka membuat Aku bingung membuat
alasan
“Maaf kak, ntar malem Aku mau nemenin mamah ke... Ke butik, iya, ke
butik, ehehe” untung aja di telepone jadi nggak kelihatan gimana gugupnya Aku
bikin alasan kaya gini... fiuhhh.....
“oke deh, kalo gitu, mungkin lain kali aja kali yah, bye..” tanpa
ada sepotong kata yang keluar dari mulutku, telepone dimatikan. Dan Aku tahu
kekecewaan kak Rakka mendengar jawabanku.
*****
Malam ini makan
di sebuah mall dengan Ferry tentunya. Herannya nih? Dihadapanku ada Ferry tapi
fikiranku melayang-layang di udara. Mikirin kak Rakka yang udah tak buat
kecewa. Ups, masa iya aku suka sama Rakka? Padahal Aku baru sekali ketemu waktu
di perpustakaan. Ngliat dia serius baca buku, rasanya hatiku meleleh dan
terkagum-kagum ditambah wajahnya yang berlesung pipi, ouhhh dasar. *plakk
“Kamu kenapa Nit? Apa nggak suka sama makanannya?” tanya Ferry,
“Nggak apa-apa kok, makanannya enak... “ kataku,
“Kamu tahu nggak Nit? Malam ini kamu terlihat cantik? sangat
cantik,” Aku hanya membalas dengan sebuah senyuman dan ucapan terimakasih. Dan
sebenarnya aku juga pengen bilang kalo Ferry malam ini kelihatan beda,
kelihatan dewasa, dan cakep, hehe. Ets...... Bentar bentar bentar, kok Aku juga
ngagumin kak Ferry? Yang bener mana sih?
*****
“Lo gimana sih Nit? Kemarin –kemarin aja lo maki-maki Tomi pake
kata-kata brengseklah, makhluk nggak punya perasaanlah, buayalah, sumpah serapah
lo keluarin semua...” kata Ela sambil memencet remot TV, dan mengganti channel.
Kita emang lagi ngumpul di rumah dara. Nah tuh, Dara datang pake mbawa minuman
dan cemilan. Sambil menaruh makanan dan minuman tadi ke meja, Dara bilang,
“Bukannya lo juga bilang kalo nggak pengin jatuh cinta lagi?
Giliran jatuh cinta aja langsung diembat dua-duanya,”
“Iya Nit, gue tahu lo tu sebenarnya bingungkan mau milih mana?
(sambil megang tanganku) Kalo menurut gue nih. Pertama, lo tu mesti yakinin
dulu hati lo buat siapa? Kak Rakka yang manis dan baik itu, atau kak Ferry yang
good looking itu, kedua lo tu harus....”
“aduhhh, Ela sayang, percuma deh kamu njelasin sampe berbusa aja si
Nita tetep bingung, soalnya... Dia itu udah terlanjur suka dua-duanya” belum
selesai Ela menerangkan paparannya udah diputus dulu sama Dara.
Semakin hari, Aku semakin dipenuhi kebohongan dengan kak Rakka ataupun
kak Ferry. Kadang, aku merasa bersalah, tapi Aku kan belum pacaran dengan salah
satu diantara mereka. So, apa salah kalo Aku jalan dengan dua-duanya? Aduh,
parah banget sih. Dulu aja aku yang di duain, masa iya sekarang Aku jadi kaya
gini sih? tapi, bukan salahku dong kalo diantara mereka sakit hati. Siapa suruh
suka sama Aku? Ehehehe, *garuk-garuk kepala.
*****
Lagi
rajin-rajinnya bikin tugas dihari sabtu. Tiba-tiba, mamah bilang ada tamu.
Dalam hati Aku, ini kak Rakka? Apa kak Ferry yah? Jangan-jangan, dua-duanya? Kacau banget deh langsung pikiranku
kemana-mana. Dan ternyata kak Rakka yang datang. Heran, datang nggak pake
ngomong coba, bikin Aku kaget aja. Awalnya ngobrol-ngobrol biasa, tapi
tiba-tiba Rakka ngomong sesuatu yang bikin Aku tambah bingung. Tau kan? You’ll
know what I mean? Iya, dia minta Aku jadi girlfriendnya! Tentu saja Aku
nggak langsung jawab sampai dia pulang. Habisnya Aku juga suka sama Ferry,
huhuhuhu
Semalaman Aku mikir, dan akhirnya Aku menemukan sebuah kebijakan
hukum, hehe. Dengan didukung sahabat-sahabatku tersayang, dan dorongan dalam
hati, akhirnya Aku menolak menjadi pacarnya kak Rakka, J ! bukannya Aku nggak sayang, tapi buat jadi pacaranya kak Rakka
pasti bakal nyakitin kak Ferry dan bukan berarti juga Aku nerima kak Ferry yah,
soalnya dua hari setelah kak Rakka datang, kak Ferry juga mengatakan hal yang
sama. Dan jawaban yang Aku berikan juga sama. Dulu, Aku pernah ngerasain gimana
sakitnya diduain? So, Aku nggak mau mereka yang Aku sayangi merasakan sakitnya
dihianatin, kaya yang pernah Aku rasain. Aku juga nggak mau balas dendam ke
mereka. Aku bukan orang pendendam lagi, hihi. Walaupun ditolak juga sakit, Aku
yakin sakitnya cuma sebentar. Apalagi cowok? Makhluk asal planet Mars ini pasti
mudah buat jatuh cinta lagi dengan cewek lain. Dan Aku cuma nganggep mereka
sebagai kakak, Kakakku. Kalau masalah nanti Aku punya keputusan baru, atau
kebijakan baru, masalahnya udah beda lagi :D. Soalnya Aku kadang iri sama Ela
sama Romi yang awet jalanin hubungan mereka, atau Dara yang penuh kesabaran
meski jarang ketemu, masa Aku ditinggal manyun doang, huhuhu. Jadi, masalah belakangan
deh, kalau Aku jatuh cinta lagi. Nggak salahkan orang jatuh cinta? Hehe, cinta
itu kan anugerah J
End
waowww^^
BalasHapusditunggu kunjungan baliknya^^