Berdasarkan
hasil BPS (Badan Pusat Statistik) yang dikeluarkan tahun 2006, menghasilkan
suatu
jumlah. Diantaranya jumlah peminat
menonton TV ( 85,9 %), Radio (40,3 %), Koran (23,5%) kunjungi www.bps.go.id.
Yang lebih parahnya lagi adalah hasil riset yang dilakukan pada tahun 1994, kemampuan
membaca murid-murid kelas IV SD, di 30 negara di dunia, Indonesia menempati
urutan ke-29. Sangat mengejutkan sekali, dan jarang orang mengetahui hal tersebut.
Bagaimana Indonesia bisa memajukan pendidikan bangsanya, bila minat membacanya
saja sangat minim.
Padahal dengan membaca
kita dapat memahami atau mengerti akan suatu hal. Membaca, membuka wawasan
kita. Bagaimana kita bisa tahu akan sesuatu, tanpa kita membacanya dahulu.
Ketika kita membaca usahakan kita menulisnya, agar suatu saat kita bisa
membacanya kembali. Kemudian, ia akan merasa memiliki sedikit ilmu yang ia
pahami. Tetapi parahnya, bedasarkan hasil survey yang dilakukan UNESCO,
Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai Negara dengan minat membaca
masyarakatnya yang rendah di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
Jadikanlah membaca
suatu kebiasaan atau hobby. Hal kecil yang bisa kita tengok, adalah bila saja
kita tidak membaca aturan rambu-rambu lalu lintas, kita akan berurusan dengan
polisi. Mulailah dengan hal kecil, membaca buku yang kita sukai. Jika ada waktu
luang, gunakanlah waktu luangmu untuk membaca. Informasi apapun akan menjadi
penting tanpa kita sadari terlebih dahulu.
Saya berharap, Indonesia
bisa bangkit kembali. Dengan adanya sedikit kemajuan, bukan dengan tikus-tikus
yang semakin merajalela disana sini, semakin membuat Indonesia selalu berada
diurutan terbawah. Buatlah diri kita sadar akan pentingnya membaca, berawal
dari membaca, kita akan tahu dan kemudian lakukan lah yang terbaik. Bagaimana
tidak, otak Indonesia terjual dengan harga mahal? Sedangkan otak itu sendiri
jarang dipakai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar