mom Mom,
U’r My Everything
Sepuluh Tahun yang lalu….
“bu.. Yolla mau permen
lollipop itu” rengekku didepan toko,
“Yolla, jangan
kebanyakan permen ntar gigimu rusak, tidak boleh ya…” kata Ibu
Aku menarik-narik baju
ibu, dan berlari menangis… Ibu hanya menggendongku dengan nakalnya aku tetap
merengek sampai rumah.
Juli
2012…
““Yolla… ayo berangkat!!”
suara itu bersumber dari luar, tapi jelas mekekik ditelingaku hampir setiap
hari aku mendengarnya.Ya suara kak Yogi, yang sekarang baru menjadi mahasiswa
jurusan Ekonomi. Kami kakak beradik yang jarang akur, terlebih kak Yogi sering
marah gara-gara hal sepele.
Dengan sedikit malas
kucoba membuka mata dan melirik jam yang ternyata sudah menunjukan pukul
setengah tujuh. Tanpa basa-basi, aku langsung berdiri dan pergi menuju kamar
mandi. Jangan heran, kayanya aku juga udah biasa kaya gini. Ya memang, aku udah
kebiasaan telat masuk sekolah padahal sekarang aku sudah mulai duduk di bangku
SMA. Dan hari ini adalah hari pertama aku sekolah di SMA permai. Selalu aku tinggalkan
kamar berantakan, tanpa aku sentuh sedikitpun sebelum aku berangkat sekolah.
Tentunya karena aku gugup. Tapi ibu selalu membereskan kamarku dengan rajin,
menata buku yang berserakan, membereskan baju-bajuku, sampai melipat selimut
yang aku pakai.
Teguran dari guru
seperti angin berlalu saja, walaupun kadang aku sadar, tapi tetep aja aku nggak
bisa buat berubah. “ya gue juga sebenernya nggak pengen telat, tapi mau gimana
lagi, kayanya udah jadi kebiasaan dari SMP dulu deh Nit, san,” jawabku kepada
dua sahabat baruku Nita dan santi, membuat mereka kompak menjuluki aku sebagai
Mrs. Late, hihi. Sepulang sekolah kami menghabiskan waktu untuk jalan-jalan ke
mall dan pulang ke rumah sampai pukul 20.30 WIB.
***
“Dari mana aja kamu?!
Jam segini baru pulang?” bentakan kak Yogi, yang melihatku datang masih dengan
seragam SMA.
“Dari mall, kenapa lo
marah-marah mulu sama gue, gue juga nggak pernah kok ikut campur urusan lo,”
kak Yogi melirik mataku dengan tajam,
“Sudah sudaah, cepat
pergi mandi Yolla, terus makan ya….” kata Ibu melerai kami yang sedang
bertengkar. “Ibu terlalu memanjakan dia!” kata kak Yogi sambil lalu.
Selesai makan Ibu masuk
ke kamarku, dengan penuh kelembutan Ibu bicara agar aku tidak pulang larut
malam, izin sebelum pergi, dan hilangkan kebiasaan telat. Biasakan rapikan
kamar sebelum pergi… dan blaa blaa bla. Intinya seperti itu, Ibu memang sangat
cerewet. Tapi, ibulah yang selalu menolongku saat monster (kak Yogi) udah
marah-marah nggak jelas. Tapi kata ibu, kak Yogi marah karena sayang sama aku. Kulihat
raut muka Ibu yang sudah mulai menua, Ibu memegang tanganku erat. Lalu kami
berdua berpelukan, dan ibu mencium keningku kemudian menyuruhku untuk segera
tidur.
***
Tidak ada makanan di
meja makan. Yup, hari ini hari minggu, dan kami memutuskan untuk pergi sarapan
diluar bersama ayah, ibu, aku dan kak Yogi. Bukan hanya sarapan, juga jalan-jalan
mengelilingi kota Semarang. Kak Yogi kalau ada ayah dia aman. Ibu membelaku dan
ayah membela kak Yogi. Suasana bahagia ada saat kami bersama, dan saat-saat
seperti inilah kak Yogi bersikap baik denganku. Bahkan kami terlihat layaknya
kakak adik yang sangat kompak. Padahal?
“Yolla……..” teriak Ibu
sambil berlari ke arahku. Ya ampun, truk besar dengan kecepatan tinggi datang
ke arahku, dan aku langsung lari menyebrang jalan tanpa melihat sekelilingku. Berkali-kali
ku dengar suara klakson. Tapi, terlambat. Sepersekian detik truk itu berlalu.
Heran, tubuhku baik-baik saja, hanya ada
luka sedikit karena aku berhasil menyebrangi jalan meski terjatuh disamping
jalan. “Ibu….” Teriakku, dan segera kupeluk Ibu. “kamu nggak apa-apa Yola?” Ibu
berusaha menanyakan keadaanku meski dengan terbata-bata. Aku hanya menggeleng
tak mampu berkata-kata, dengan sudah bercucuran air mata, juga sambil menahan
sakit dikakiku yang ternyata berdarah sejak tadi. Lalu kurasakan pelukan Ibu
melemah, dan ambruk begitu saja. Kutahan ibu agar tak benar-benar jatuh. Kak
Yogi dan Ayah segera menghubungi ambulan. Dan semaunya sudah terlambat, ibu tak
mampu bertahan lagi.
*****
Satu tahun kemudian….
From : kak Yogi
089934******
Yolla, pulang sekolah ntar biar kaka
jemput yah, pengen ngajak jalan2 kamu sama kak Intan juga nanti,
Aku hanya tersenyum
geli membaca sms kak Yogi. Hebat! Kakakku yang dulu super duper galak, sekarang
berubah menjadi sosok yang sangat menyenangkan. Apalagi sekarang udah punya
pasangan baru kak Intan, yang juga akrab sama aku. dimulai sejak kepergian ibu,
kak Yogi berubah menjadi sosok yang menyayangiku. Kadang aku sangat merindukan
ibu, omelan-omelannya yang kadang aku sepelekan, perhatiannya yang tak aku
sadari, doa-doanya sepanjang malam, nasehat-nasehat baiknya, semuanya membuat
aku merasa sangat rindu dengan ibu.
Maafkan
semua kesalahan Yolla bu, maafkan Yolla yang terlalu manja, dan merepotkan ibu.
Tapi ibu dengan sabar merawatku sampai sedewasa ini, dengan penuh kasih sayang,
dengan penuh perhatian. Semua yang ibu lalukan adalah demi kebaikan Yolla. Demi
masa depan Yolla. Terimakasih ibu, untuk segalanya, untuk semua kasih sayang
yang tak mampu terbilang dan tak mampu terbalas, sebelum kepergianmu. Yolla
sayang ibu, bahkan sangat menyayangi ibu. Kita, ayah, kak Yoga, Yolla akan
menyusul ke tempat ibu sekarang berada, tapi ntah kapan. Berbahagialah di sana
bu, tenanglah disana. Kembali Yolla katakan, Yolla sangat sangat menyayangimu
Ibu, I Love U mom. U’r my Everything …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar